"Risang Wrahatnala" Sebuah pertunjukan wayang orang alternatif. Begitulah yang saya lihat dalam brosur pertunjukan yang sempat saya saksikan tadi malam (10 April 2009). Pada pertunjukan yang dibesut oleh pak Wahyu S. P. ini cukup menarik, pertunjukan yang berdurasi lebih dari 2 jam tersebut mampu menyedot perhatian masyarakat yang tidak hanya sekitar Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta namun juga banyak kalangan di seputar Surakarta bahkan ada yang dari luar kota.
Pada pertunjukan kali ini mengisahkan tentang Wrahatnala, sebuah nama lain Arjuna sebagai sang wadhu atau banci. Pada kisah ini diceritakan bagaimana sang wandhu berpetualang sebagai seorang seniman pengajar tari dan karawitan di kerajaan Wiratha. Dalam prose kesenimanannya ini, sang Lelanangin Jagad (Arjuna) melakukan semedi atau lelaku spiritual untuk menciptakan suatu karya seni. Pada kisah ini Panengahing Pandhawa ini juga mengalami hal yang tragis bagi seorang ksatria. Banyakknya masalah yang menghimpit dirinya menjadikan dia menjadi seorang yang tak punya ketegasan, keberanian dan kebanci bancian(sebagai salah satu sifat akibat kutukan dewi Uruasi). Konflik dalam dirinya menjadikan jiwanya bergejolak, rasa dilecehkan, tindakan keji dan kejam yang diterimannya menjadikan dia bangkit dan tersadar sehingga menjadikannya sebagai ksatria Prawiratama.
Pada kisah Mahabharata yang saya ketahui, Arjuna pada bab ini menjadi seorang banci yang kemudian menjadi senopati perang kerajaan Wiratha yang diserang oleh kerajaan Astina dan pasukan Tri hargo. Dalam pertempuran ini, Arjuna berhadaan dengan Adipati Basukarno yang tidak lain adalah kakaknya sendiri yang berpihak padha Kurawa. Pada akhirnya pihak Wiratha memenangkan perang ini dengan kegagahan hati Adipati Basukarno yang tidak ingin menghancurkan penyamaran adik-adiknya yang kurang 2 hari saja. Karena sebenarnya bisa saja penyamaran mereka dibongkar karena telah diketahui oleh Basukarno dan membuat para Pandhawa semakin menderita karena penyamaran mereka terbongkar , namun sebagai seorang ksatria dia tidak ingin mengalahkan Pandhawa dengan cara yang nista.
Dalam pertunjukan yang melibatkan lebih dari 100 orang pendukung ini saya rasa cukup menari. Bagi saya yang cukup mengesankan adalah pada konsep penataan panggung atau kalo orang pinter bilang Skenografi, pengunaan dua buah panggung yang berbeda mambuat penonton tidak merasa bosan dengan hanya satu panggung sebagai fokus. Bagi orang yuang biasa menonton wayang orang konvensional akan kaget melihat pertunjukan seperti ini. Bagaimana tidak, sebuah pertunjukan wayang orang didalamnya ada tarian leak, tarian kontemporer, robot break dance, tango yang disusupi gerakan Capoeira. Mau dibilang apa wong namanya juga wayaang orang aalternatif. Kolaborasi wayang orang, wayang kulit, teater modern, tango, musik etno dan lain sebagainya dalam karya ini menjadikan karya ini begitu unik.. Bagi orang yang terbiasa menonton wayang orang ataupun wayang ini akan terasa aneh, terutama masuknya tarian seperti tango dan breakdance. Dalam hati kecil saya berkata "tidak rugilah latihan Capoeira digeser tempatnya untuk latihan pertunjukan seperti ini"....dan sayang sekali saya tidak sempat memotret, karena menurut saya dalam pertunjukan ini yang terbaik adalah penataan panggungnya dimana didalamnya termasuk tata lampu dekorasi penggunaan properti dsb..
Related :
Posting Komentar